May 6, 2008

Sistem imun

Hari sabtu kemarin kebeneran ada kesempatan nonton MetroTV. Heheheh di brebes nyari kesempatan nonton metro susah banget, TV kayaknya sudah di set untuk menerima acara bangsa mamamia dan cahaya. Wahhh pas nonton kebetulan ada acara yang cukup saya suka, yaitu acara masalah ilmu pengetahuan dan teknologi (acaranya lupa, acara baru sih kayaknya), dan siang itu acara lagi bahas masalah sistem imun atau sistem kekebalan tubuh pada manusia.
Sebenarnya beberapa waktu lalu saya sudah ingin nulis masalah ini, tapi karena kurang ada pemicu untuk nulis akhirnya males lahhh.... dan sekarang saya cukup punya pemicu untuk menulis masalah ini. Pemicunya adalah semakin gak benernya dokter-dokter di indonesia, hanya karena uang mereka rela membuat alasan gak masuk akal, agar mereka dapat uang.
Hari kemarin temen saya dikantor dapat ponakan baru, katanya sihhh berat bayi ponakan temen saya 3Kg, tapi yang bikin saya berpikir adalah "Kenapa bayi seberat itu di inkubasi ?". Dua tahunan yang lalu, anak saya lahir prematur dengan berat gak lebih dari 2,5Kg. Bayi yang kurang dari 2,5Kg katanya harus di inkubasi, dan itu adalah langkah standart, tetapi anak saya tidak di inkubasi dan hanya di dekap di dada ibunya agar merasa hangat. Cara mendekap bayi menurut saya lebih manusiawi dibanding dengan inkubasi, karena secara nyata atau tidak itu langkah untuk mendekatkan bayi dengan ibunya.
Beberapa bulan yang lalu saya juga punya pengalaman gak mengenakan dengan dokter. Waktu itu, setelah bangun tidur saya merasa badan gak enak. Saya tunggu sampe sore hari, sebelum ke dokter. Saya menunggu untuk menentukan saya itu sakit apa, karena saya sampe saat ini hanya punya 3 penyakit : mag, tipes, dan masuk angin. Cirinya cukup mudah, kalau bangun tidur saya merasa meriang tapi di siang hari berkeringat dan cukup seger berarti itu hanya masuk angin, tapi bila pada siang hari belum juga sembuh dan badan panas, itu pasti tipes, tapi kalau badan tidak panas, itu pasti maag. Bener saya tunggu sampe sore badan gak kunjung membaik, tapi badan tidak panas, otomatis saya kena maag. Keesokan harinya saya periksa ke salah satu dokter yang ada di jakarta. Dokter itu bilang saya kecapeaan dsb lahhhh, akhirnya saya dikasih obat entah berapa bungkus dan harus membayar dengan harga yang cukup mahal. Untung bukan saya yang harus keluarin duit, jadi sante saja. Saya tunggu beberapa hari badan gak kunjung sembuh, dengan berbagai alasan akhirnya saya minta untuk pulang ke brebes. Bener setelah pulang ke brebes, saya pergi ke dokter, dan saya hanya dikasih obat anti mual agar ketika saya makan tidak mutah. Dan dokter ndesa yang ada di brebes hanya bilang "Wahhh mas itu kena maag", saya langsung berpikir "Ini nich dokter yang bener, bukan dokter gadungan". Hanya berselang 2 hari akhirnya saya bisa dikatakan sembuh dan siap ke jakarta kembali.
Nahhhh dari beberapa paparan diatas saya sebenarnya pengin nembak ke satu permasalahan, yaitu bahwa manusia diciptakan oleh Alloh dengan bentuk yang paling sempurna, termasuk di dalamnya kekebalan tubuh dan kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri. Saya pernah menguji coba bandan saya sendiri (semoga ini bukan sombong, karena nanti kalau sombong malah bisa jadi penyakit). Setiap pulang ke brebes saya sengaja melakukan 2 ritual. Ritual pertama adalah makan makanan bersih dan sehat, ini saya lakukan ketika saya akan pulang dari jakarta ke brebes. Dan ritual ke dua adalah makan makanan kotor dan di tempat yang jualan banyak sekali ditemukan lalat, ritual ke dua saya lakukan ketika saya balik dari brebes menuju jakarta.
Memang saya akui makan makanan bersih dan sehat lebih menyenangkan, karena jelas gak sakit perut dan gak ada gangguan apapun, tapi itu adalah hal yang biasa, trus bagaimana dengan makan makanan kotor dan banyak lalat. Setelah saya amati, ketika saya makan makanan kotor saya akan merasakan beberapa hal yang urutannya pasti sama. Setelah makan, rentang sekitar setengah jam, perut mulai sakit, dan perut sakit saya rasakan sekitar 15 menit. Setelah perut sakit, hidung mulai keluar lendir dan bersin-bersin, dan ini terjadi sampai saya pulang ke kantor. Sampai di kantor, dalam keadaan masih keluar lendir, saya sholat dan istirahat sebentar. Setelah istirahat mandi, dan selesai dari mandi, hidung sudah gak berlendir, dan bersin-bersin sudah hilang, dan pada waktu-waktu berikutnya sudah tidak ada gangguan lagi.
Tes yang saya lakukan diatas, adalah tes untuk menguji sistem imun dan sistem penyembuhan diri yang ada pada manusia. Dilihat dari hal-hal seperti itu, kayaknya dokter tidak sepantas nya meyakinkan pasien, bahwa dalam diri pasien itu ada penyakit yang harus disembuhkan dengan bantuan obat-obatan yang pada kenyataanya tidak banyak membantu, malah membebani kerja tubuh, karena kebanyakan obat adalah merangsang tubuh untuk memproduksi suatu zat yang dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit. Jadi obat bukan bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, tapi merangsang kerja tubuh agar menyembuhkan penyakit. Jadi kesimpulannya, asal kita sabar, banyak makan, dan berpikir positif saya percaya semua penyakit pasti bisa sembuh tanpa obat. So buat dokter-dokter sekalian, jangan berlagak lahhh kamu, kamu itu bukan juru selamat. Jadi jangan terlalu berpikir akan mendapatkan materi berlimpah dengan kebohonganmu yang mengatakan, gak ada penyakit yang sembuh tanpa bantuan dokter, omong kosong itu semua.
Powered by Blogger.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search