Apr 2, 2015

Pendidikan di Indonesia

Saya punya temen yang tadinya guru dan hampir dapat sertifikasi guru tetapi gagal karena ternyata tercatat sebagai PNS di Instansi Pemerintah tongue emoticon.
Dia bilang begini "Saya itu setuju sekali kalau mata pelajaran di kurangi, malahan kalau bisa anak-anak itu masuk jam 8 pulang jam 12, atau kurang dari itu. Trus gak ada lagi kelas 1,2, dan 3. Wis pokoknya yang ada ruangan, hari senin ruang A pelajaran Matematika bab X, ruang B pelajaran Sejarah bab Z, begitu selanjutnya, dan anak2 milih sendiri hari itu dia pengin belajar materi apa, kalau lagi gak pengin belajar ya pulang".
Tadinya saya kaget ketika dia bilang begitu, trus tak timpali "Lah trus gimana anak2 mau pintar klo begitu caranya ?". Dia gak kalah grass "Sekarang gini, apakah anak2 lebih pintar dengan memperpanjang jam mata pelajaran ?, Coba kamu ingat kejadian masa kecil apa yang masih tersimpan dalam otakmu ?, kejadian yang paling tua ?". tak jawab "Iya dulu waktu kecil ntah umur berapa, saya pernah mainan di sawah, lempar2an belet trus ada yang masuk mata, sampai matanya bendul 2 harian". Dia lanjut "Itulah namanya pengalaman, selalu di ingat, gimana pelajaran ?. naik kelas 2 pelajaran kelas 1 ilang, naik kelas 3 pelajaran kelas 2 dan 1 ilang, begitu selanjutnya. yang penting bukan berapa banyak anak mendapat pelajaran, tetapi seberapa banyak anak2 mendapat PENGALAMAN"
Powered by Blogger.

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search