Beberapa hari yang lalu pas saya balik ke brebes (lohh... kok balik ke brebes bukannya tinggal di brebes, heheh saya lagi dikebumen, sekarang lagi menikmati hidup sekian hari hidup saya!!!!! sebelum jadi CPNS ckckckckc), nah... pas di brebes tak sengaja melihat buku kecil berisi SMS-SMS lucu (walau sebenarnya bagi saya gak lucu, lebih bersifat memaksa dan norak alias kampungan atau katrox). Akhirnya satu demi satu saya baca sms yang katanya lucu tersebut, sampai akhirnya ada sms yang kurang lebih berbunyi "Kalau presiden jadi tukang becak, menteri jadi tukang becak trus tukang becaknya jadi apa ? jawabannya tukang becaknya jadi banyak!!!".
Nahh..... trus apa hubungannya dengan post sekarang yang berjudul ujian dan ketekunan ?, memang gak ada hubunganya, saya hanya pengin mencela buku yang katanya sms lucu saja (wah.... bodoh emang gua). Tapi sihh... intinya hari ini saya membaca sebuah buku, dan salah satu bagian dari buku tersebut menjelaskan bahwa untuk mencapai kekayaan dan kesuksesan salah satu prasyarat yang harus ada adalah ketekunan. Nah.... sekarang hubungan ketekunan dengan ujian apaan lagi tuh......? Jadi gini (ini hanya dalam pemikiran saya, buku terserbut tidak menjelaskan hubungannya), dalam hukum alam tuhan (dalam hal ini Alloh karena saya muslim) akan selalu mencoba mahluknya (dalam hal ini manusia) dengan ujian-ujian untuk menentukan siapa yang beriman diantara mahluknya tersebut. Tetapi sekarang coba kita kaji lebih jauh, jadi kita jangan berpikir terlalu sempit dengan mengartikan iman sebagai melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya, cobalah kita umpamakan iman sebagai kemampuan kita untuk mengumpulkan uang. Jadi dalam bagian lain ajaran Islam menjelaskan ujian atau cobaan adalah cara Alloh untuk meningkatkan derajat seseorang, tolong garis bawahi pada kata cara, jadi ujian itu bisa menjadikan seseorang naik tingkat atau turun tingkat atau jalan ditempat tergantung dari bagaimana manusia tersebut menyelesaiakan ujian yang diberikan oleh Alloh, mirip dengan UAS lah..... Nah.... dalam ujian inilah yang menurut saya menjadikan orang-orang didunia beragam, ada yang jadi tukang becak, jadi menteri, jadi presiden, punya uang 1 milyar, 2 milyar dsb.
Jadi kalau di pikir Alloh memang maha adil, ketika seorang tukang becak diberi ujian untuk meningkatkan derajatnya menjadi seorang bupati dan ternyata tukang becak tersebut tidak bisa menyelesaikan ujiannya, maka tukang becak tersebut ya.... tidak akan pernah bisa menjadi bupati, karena memang kemampuan dia hanya bisa menjadi tukang becak bukan menjadi bupati, tetapi akan lain ceritanya kalau ternyata tukang becak tersebut dianggap mampu menyelesaikan ujiannya, maka Alloh akan meningkatkan derajatnya dengan menjadikan tukang becak tersebut menjadi bupati, karena Alloh berpendapat si tukang becak tersebut telah siap menjadi seorang bupati. Saya rasa analogi tersebut bisa kita samakan dengan kemampuan kita untuk mengumpulkan uang, jadi ketika kita oleh Alloh dirasa belum siap memegang uang 1 Milyar maka Alloh tidak akan pernah memberikan uang 1 Milyar itu kepada kita, karena apa ? karena Alloh adalah sang maha Adil, sang maha tahu, sang maha bijaksana dll. Pertanyaan sekarang, kok bisa begitu ? -umpama begini, ehh.. ternyata tukang becak yang diuji dan tidak lulus untuk jadi bupati tersebut adalah orang yang taat beragama, baik dengan masyarakat dll lahhh... yang penting yang baik-baik. Eh..... ternyata benar Alloh memberikan jabatan bupati kepada tukang becak tersebut, apakah kira-kira tukang becak tersebut akan jadi lebih baik dengan jabatan bupatinya atau lebih buruk ?. Saya rasa tukang becak tersebut akan jadi lebih buruk, dia mungkin banyak beribadah karena sebagai tukang becak dia mempunyai banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada Alloh, kalau bupati ?. Tukang becak tersebut tidak pernah main perempuan karena memang dia tidak punya uang untuk main perempuan, kalaupun ada uang maka perempuan yang bisa dia beli paling tinggal nunggu waktu masuk liang lahat, tapi kalau bupati ? wahh.... aura kasih pun pasti bertekuk lutut. So.... pada akhirnya jabatan bupati tersebut tidak memberikan kebaikan kepada si tukang becak tersebut tetapi malah menyebabkan banyak kemudhorotan, dan malah mungkin jabatan bupati itulah yang akhirnya menjebloskan si tukang becak tersebut ke dalam api neraka.
Mungkin bagi netter yang agak sinis dengan tulisan ini akan mengatakan "Ya.... enggak lahh... nanti kalau udah jadi bupati kan bisa berubah.....", itu sama saja kalau orang disuruh bershodakoh akan bilang "nanti lahhh kalau saya kaya saya akan bershodakoh", trus apakah setelah orang tersebut kaya dia akan bershodakoh, saya rasa tidak!!!! karena apa ? karena hukumnya adalah seseorang bershodakoh untuk menjadi kaya bukan bershodakoh setelah menjadi kaya.
Trus hubungan ujian dengan ketekunan adalah, hanya orang yang tekunlah yang bisa menyelesiakan semua ujian yang dia terima. Karena apa ? karena hanya ketekunan kita akan terus mencoba-mencoba-dan mencoba untuk menyelesaikan semua ujian yang diberikan oleh Alloh tanpa pernah mengenal kata menyerah.
Mar 7, 2009
Powered by Blogger.
ya apik mas postingane
kiko -> yahh.... lumayan nek seneng karo pemikiranku. ckckckckck
postingan mengenai wirausaha dan kemandirian endi kie, apa wes dadi CPNS dadi lali...hahaha
Anonime -> yaa dudu masalah PNS kie. Kie full karena aku lagi sibuk menyelesaikan aplikasi fCard. Rencananya hari minggu besok semua fungsi penting udah bisa dipake, jadi aku lagi kejar setoran. Trus lagi gak ada waktu untuk baca-baca buku wirausaha, so... yaa gini jadinya, blom ada update pengetahuan.
XML parsing make kxml2 mumet tenan, pesan error re gak jelas banget, pokoke aplikasi gak mau jalan saja.
Post a Comment